Pages

Labels

Yakinlah akan masa depan yang lebih baik

Cobalah berkaca dari pengalaman masa lalu, pasti ada hikmah yang bisa kita ambil walaupun hanya untuk melangkah satu depa . . .

Senin, 25 Oktober 2021

Rumah Belajar On The Spot

 Kali ini kita akan mencari tahu kesan dan opini peserta didik tentang Rumah Belajar, 

Yuk kita simak bersama, check it out ..................

Minggu, 24 Oktober 2021

Rumah Belajar - Belajar Untuk Semua

Aplikasi atau Portal Rumah Belajar merupakan portal pembelajaran resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom Kemendikbud) sejak tahun 2011 dengan alamat url https://belajar.kemdikbud.go.id/ dan untuk aplikasi bisa diunduh di playstore dengan tautan https://play.google.com/store/apps/details?id=id.go.kemdikbud.belajar.apprumahbelajar

Rumah Belajar berisi konten bahan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sebagai sumber media pembelajaran. Dengan jargon: Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, Rumah Belajar sangat mudah diakses. Begitu di-klik, langsung muncul halaman pertama dengan berbagai menu pilihan kelompok materi belajar. 
Pada menu Fitur Utama terdapat delapan kelompok konten, yaitu Sumber Belajar, Buku Sekolah Elektronik, Bank Soal, Laboratorium Maya, Peta Budaya, Wahana Jelajah Angkasa, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, dan Kelas Maya. 
Sedangkan pada menu Fitur Pendukung terdapat tiga kelompok konten, yaitu Karya Guru, Karya Komunitas, serta Karya Bahasa dan Sastra. Ada pula materi pembelajaran yang terhimpun dalam Fitur Pendukung.

Portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas. Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat. Dengan menggunakan Rumah Belajar, kita dapat belajar di mana saja, kapan saja dengan siapa saja. Seluruh konten yang ada di Rumah Belajar dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis.

Yuk,........ para pejuang ilmu! Tunggu apalagi segera akses portal Rumah Belajar atau Install di Handphone kalian 

Rumah Belajar - Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja



Finally, Pembatik Level 4 Tahun 2021

Siang itu, ada notifikasi whatsapp dari nomer yang tidak ada dalam kontak handphoneku. Setelah kubuka dan kubaca ternyata ucapan selamat yang menginformasikan bahwa aku lolos sebagai salah satu peserta dari 30 orang yang terpilih PembaTIK Level 4 Provinsi Jawa Timur Tahun 2021.





Kaget? gak juga, ...... Seneng? Bisa jadi, ......Pusing? Hmm sedikit......yang pasti setelah mendapatkan notifikasi tersebut hanya ada satu kalimat yang ada di otakku PUSH YOUR LIMITS ya ini waktunya menguji batasan otak dan fisik. Harus baca banyak referensi lagi, harus jadi murid lagi, harus bertanya pada para master dibidangnya dan yang paling penting harus membagi waktu. Hasil tidak akan mengkhianati proses, berdoa dan berusaha, so, Pembatik Level 4................ I'm Coming!!!!

Senin, 16 April 2018

Laporan Kegiatan Studi Lapangan

Laporan Kegiatan adalah proses yang harus dilakukan setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Hal ini bertujuan sebagai evaluasi kegiatan yang telah terlaksana dan dapat dijadikan acuan untuk kegiatan yang akan datang supaya lebih baik dalam hal perencanaan dan pelaksanaannya.

Dibawah ini adalah contoh Laporan Kegiatan

Laporan Kegiatan Studi Lapangan

Minggu, 07 April 2013

Become a smart English teacher

Saat ini sepertinya ada pergeseran makna dari pengajaran ilmu bahasa yang semestinya merupakan wadah dan transformasi dari "komunikasi" menjadi "fotocopy", singkatnya pengajaran bahasa yang seharusnya menyiapkan peserta didik untuk mampu berkomunikasi dengan lingkungannya yang merupakan esensi dasar dari ilmu ini menjadi sekedar pemberian script tata bahasa yang tidak diimbangi dengan pengaplikasian dan praktek keseharian.
Miris memang disaat kita menemukan kenyataan anak didik kita yang berlabel "terdidik" ternyata harus tersenyum getir melihat anak-anak pantai ataupun pedagangan asongan di Bali berbicara bahasa Inggris "more fluently" dari pada mereka. Barometer yang saya ambil mengacu pada esensi ilmu bahasa itu sendiri sebagai media atau alat komunikasi dimana interaksi antara dua orang atau lebih terjadi dua arah dan anak didik kita "kalah telak".
Fakta ini tidak bisa kita pungkiri, bahasa itu sebuah kebiasaan. Bagaimana anak didik kita akan lancar berbicara bahasa Inggris sedangkan proses belajar mengajar kita porsi bahasa pengantar yang kita gunakan lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. So, tugas kita menemukan cara terbaik menurut kita karena masing-masing peserta didik dan lingkungan sekolah mempunyai karakteristik yang berbeda. Intinya "Become a smart English teacher". Renungkanlah . . . . .